" kekuatan Paedagogi ilmiah adalah membuat pembelajaran semakin praktis dilihat dari prisma konsep teoritis "
pedagogi ilmiah itu sendiri merupakan upaya mengembangkan prinsip-prinsip dan teori-teori pedagogi yang efektif melalui penelitian yang sistematis.
pedagogi tidak hanya berbicara mengenai seni dan ilmu mengajar, melainkan juga mendorong banyak orang untuk melakukan redesain dan pemahaman ulang atas bagaimana menggunakannya untuk merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kemajuan zaman.
pedagogi yang abstrak itu harus mampu dijelmakan menjadi sesuatu yang konkret. pedagogi tidak hanya harus dipahami namun juga bagaimana cara mengaplikasikannya. hal ini lah yang memunculkan apa yang disebut dengan pedagogi praktis.
Nah, prisma konsep teoritis itu sendiri merupakan konsep-konsep teori yang satu sama lain saling berhubungan dan membuat suatu pembelajaran lebih praktis.
sama halnya dengan kemajuan teknologi yang ada dizaman sekarang ini, mungkin dulu sebagai seorang murid kita hanya bisa berpatokan kepada buku, mencari sumber belajar hanya dengan buku. namun semakin berkembangnya zaman dan ada pengembangan dari teori-teori itu membuat suatu pembelajaran menjadi suatu yang lebih praktis. buktinya, sekarang kita tidak hanya bisa mendapat ilmu pengetahuan dari buku saja namun juga bisa melalui situs-situs pendidikan.
jika dikaitkan dengan micro teaching yang dilakukan, nah tentu saja dalam menyampaikan bahan ajar tentu kami menggunakan konsep-konsep teoritis. seperti seni mengajar, dengan kondisi di lapangan yang belum tentu sama dengan yang dibayangkan menuntut kita harus mampu berimprovisasi menghadapi anak-anak yang berbeda-beda. dengan adanya konsep-konsep teoritis ini tentu akan membuat suatu pembelajaran itu lebih praktis.
2. Selanjutnya coba lihat halaman 112, kemudian uraikan apakah daftar pertanyaan tersebut memiliki relevansi dengan proses micro teaching kelompok anda.
setelah saya melihat halaman 112, dan relevansinya dengan proses micro teaching kelompok kami ialah :
1. Penilaian Kebutuhan : Materi belajar apa yang dibutuhkan?
materi belajar memang sesuatu yang penting untuk diketahui sebelum melaksanakan proses micro teaching. karena, akan lebih bermanfaat jika menyampaikan materi yang memang dibutuhkan peserta didik ketimbang materi yang memang sudah mereka pahami.
pada proses micro teaching, awalnya kami hanya ingin mengajar hanya pada satu kelas saja, yaitu kelas yang usia anaknya lebih kecil dan memang belum begitu mahir mengenai konsep warna. namum,pada saat guru di TK tersebut meminta untuk menggabungkan kedua kelas tersebut dan kebetulan kelas yang satunya lagi sudah mengenal warna. jadi, memang materi yang disampaikan memang bukan sesuatu yang baru bagi mereka ditambah lagi anak-anak dari kelas yang sudah mengenal warna lebih banyak.
2. pertumbuhan profesional : bagaimana meningkatkan mutu pengajaran di kelas ?
pada proses micro teaching ini, kami menggunakan media yaitu berupa kertas origami dan printan gambar bentuk yang berwarna. selain itu kami juga memberikan reward bagi anak yang memiliki hasil gambar yang baik.tentu hal ini juga memotivasi anak-anak tersbut untuk mewarnai dan menghasilkan gambar yang indah. nah selain itu dalam mengajar tidak hanya terfokus pada warna, tetapi juga menjelaskan hewan atau buah-buahan yang warnanya seperti itu dan sekaligus juga mengajarkan bahasa inggrisnya.
3. budaya kelas : bagaimana cara menumbuhkan budaya kelas untuk belajar?
pada proses micro teaching , kami tidak menumbuhkan budaya kelas untuk belajar disana, karena memang waktu kami disana hanya sehari. sehingga memang tidak ada budaya kelas yang kamu tumbuhkan. namun , menurut saya guru-guru di TK itu sudah menumbuhkan budaya kelas untuk belajar di TK tersebut, contohnya saja kebiasaan mereka untuk berdo'a sebelum belajar.
4. Strategi : bagaimana guru mengajar untuk memaksimalkan hasil?
awalnya kami memberikan pengantar tentang bentuk dan warna kemudian kami memberikan anak-anak tersebut gambar. disitu ada gambar ayam dan gambar lumba-lumba. karena kelasnya di gabung jadi gambar lumba-lumba di berikan kepada anak yang usianya lebih kecil. kemudian untuk memaksimalkan hasil , kami berpencar dan setiap anggota kelompok berada pada satu meja dengan beberapa orang anak. sehingga ketika anak-anak itu berebut crayon ada yang memfasilitasi dan terkadang anak-anak tersebut juga meminta pendapat mau pakai warna apa. jadi keberadaan setiap anggota di setiap meja juga sangat membantu.
5. pengelolaan sumber daya kelas : bagaimana guru membuat media pembelajaran dan apa kegunaannya dalam pembelajaran?
media pembelajaran yang kami buat yaitu berupa printan gambar bentuk dan warna juga gambar yang akan diwarnai. kegunaan dari media ini tentu lebih memudahkan kami dalam menyampaikan mteri tersebut.
6. pemecahan masalah : apa yang bisa salah dalam pengajaran dan bagaimana cara mengatasinya? dalam proses micro teaching ini kami juga membuat kesalahan. salah satunya , materi yang kami ajarkan ternyata mereka sudah pahami. dan kami mengatasinya dengan diselingi dengan menanyakan buah atau hewan apa yang warnnya seperti itu dan apa bahasa inggrisnya. selain itu, anak-anak tersebut tidak semuanya terima jika gambar mereka tidak terpilih menjadi gambar yang terbaik. sementara reward yang kami berikan terbatas. jadi, kami harus pandai dalam menyampaikan kepada anak-anak itu bahwa semuanya gambarnya bagus namun ada yang paling bagus. sehinggan anak-anak itu tidak begitu kesal jika gambarnya tidak terpilih.
7. orkestrasi : bagaimana guru mengatur semua aspek yang berbeda dari pedagogi itu ? mungkin, dalam mengatur semua aspek itu kami belum sepenuhnya berhasil. karena pada saat menyampaikan materi kami juga masih belum bisa membuat kelas sebegitu hidupnya tanpa bantuan guru yang disitu.
8. penggunaa TIK : bagaimana aplikasi TIK dalam pembelajaran yang memenuhi kriteria pedagogi : pada proses micro teaching , kami tidak menggunakan aplikasi TIK apapun karena memang sarana di TK tersebut tidak mendukung.
Seperti yang telah dijelaskan di buku hal 120 mengenai fenomena kontemporer bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberi warna sendiri dalam proses pembelajaran. Dalam system pembelajaran yang makin interaktif, tugas utama guru tidak untuk memahami dan melaksanakan organisasi. Sebaliknya guru tampil dengan peran khusus untuk menciptakan jenis lingkungan yang kaya dalam organisasi yang produktif. Tugas tambahan guru untuk mendorong, memfasilitasi dan merangsang munculnya proses berarti seorang guru tidak hanya menyampaikan bahan ajar saja namun juga mendorong para peserta didiknya agar terbuka akan hal-hal baru yang tentunya berpengaruh positif pada perkembangan pendidikan. Serta ketika peserta didik mulai tertarik akan hal-hal tersebut maka guru juga harus mampu memfasilitasi dan membantu meyakinkan peserta didik bahwa hal itu berkembang dalam arah yang menarik dan produktif bagi semua siswa. Sama halnya dengan mata kuliah pedagogi yang sudah dijalani, bahwa kita belajar mengenai pedagogi namun juga tetap menggunakan dan memanfaatkan teknologi yang tersedia. Jika dikaitkan dengan proses micro teaching, kami juga melakukan tugas tambahan seperti memfasilitasi anak-anak tersebut dengan menjawab pertanyaan mereka dan mendorong mereka agar tetap mau melanjutkan mewarnai dengan mengatakan bahwa gambar yang hasilnya baik akan mendapatkan hadiah.
" kekuatan Paedagogi ilmiah adalah membuat pembelajaran semakin praktis dilihat dari prisma konsep teoritis "
BalasHapuspedagogi ilmiah itu sendiri merupakan upaya mengembangkan prinsip-prinsip dan teori-teori pedagogi yang efektif melalui penelitian yang sistematis.
pedagogi tidak hanya berbicara mengenai seni dan ilmu mengajar, melainkan juga mendorong banyak orang untuk melakukan redesain dan pemahaman ulang atas bagaimana menggunakannya untuk merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kemajuan zaman.
pedagogi yang abstrak itu harus mampu dijelmakan menjadi sesuatu yang konkret. pedagogi tidak hanya harus dipahami namun juga bagaimana cara mengaplikasikannya. hal ini lah yang memunculkan apa yang disebut dengan pedagogi praktis.
Nah, prisma konsep teoritis itu sendiri merupakan konsep-konsep teori yang satu sama lain saling berhubungan dan membuat suatu pembelajaran lebih praktis.
sama halnya dengan kemajuan teknologi yang ada dizaman sekarang ini, mungkin dulu sebagai seorang murid kita hanya bisa berpatokan kepada buku, mencari sumber belajar hanya dengan buku. namun semakin berkembangnya zaman dan ada pengembangan dari teori-teori itu membuat suatu pembelajaran menjadi suatu yang lebih praktis. buktinya, sekarang kita tidak hanya bisa mendapat ilmu pengetahuan dari buku saja namun juga bisa melalui situs-situs pendidikan.
jika dikaitkan dengan micro teaching yang dilakukan, nah tentu saja dalam menyampaikan bahan ajar tentu kami menggunakan konsep-konsep teoritis. seperti seni mengajar, dengan kondisi di lapangan yang belum tentu sama dengan yang dibayangkan menuntut kita harus mampu berimprovisasi menghadapi anak-anak yang berbeda-beda. dengan adanya konsep-konsep teoritis ini tentu akan membuat suatu pembelajaran itu lebih praktis.
2. Selanjutnya coba lihat halaman 112, kemudian uraikan apakah daftar pertanyaan tersebut memiliki relevansi dengan proses micro teaching kelompok anda.
BalasHapussetelah saya melihat halaman 112, dan relevansinya dengan proses micro teaching kelompok kami ialah :
BalasHapus1. Penilaian Kebutuhan : Materi belajar apa yang dibutuhkan?
materi belajar memang sesuatu yang penting untuk diketahui sebelum melaksanakan proses micro teaching. karena, akan lebih bermanfaat jika menyampaikan materi yang memang dibutuhkan peserta didik ketimbang materi yang memang sudah mereka pahami.
pada proses micro teaching, awalnya kami hanya ingin mengajar hanya pada satu kelas saja, yaitu kelas yang usia anaknya lebih kecil dan memang belum begitu mahir mengenai konsep warna. namum,pada saat guru di TK tersebut meminta untuk menggabungkan kedua kelas tersebut dan kebetulan kelas yang satunya lagi sudah mengenal warna. jadi, memang materi yang disampaikan memang bukan sesuatu yang baru bagi mereka ditambah lagi anak-anak dari kelas yang sudah mengenal warna lebih banyak.
2. pertumbuhan profesional : bagaimana meningkatkan mutu pengajaran di kelas ?
pada proses micro teaching ini, kami menggunakan media yaitu berupa kertas origami dan printan gambar bentuk yang berwarna. selain itu kami juga memberikan reward bagi anak yang memiliki hasil gambar yang baik.tentu hal ini juga memotivasi anak-anak tersbut untuk mewarnai dan menghasilkan gambar yang indah. nah selain itu dalam mengajar tidak hanya terfokus pada warna, tetapi juga menjelaskan hewan atau buah-buahan yang warnanya seperti itu dan sekaligus juga mengajarkan bahasa inggrisnya.
3. budaya kelas : bagaimana cara menumbuhkan budaya kelas untuk belajar?
pada proses micro teaching , kami tidak menumbuhkan budaya kelas untuk belajar disana, karena memang waktu kami disana hanya sehari. sehingga memang tidak ada budaya kelas yang kamu tumbuhkan. namun , menurut saya guru-guru di TK itu sudah menumbuhkan budaya kelas untuk belajar di TK tersebut, contohnya saja kebiasaan mereka untuk berdo'a sebelum belajar.
4. Strategi : bagaimana guru mengajar untuk memaksimalkan hasil?
awalnya kami memberikan pengantar tentang bentuk dan warna kemudian kami memberikan anak-anak tersebut gambar. disitu ada gambar ayam dan gambar lumba-lumba. karena kelasnya di gabung jadi gambar lumba-lumba di berikan kepada anak yang usianya lebih kecil. kemudian untuk memaksimalkan hasil , kami berpencar dan setiap anggota kelompok berada pada satu meja dengan beberapa orang anak. sehingga ketika anak-anak itu berebut crayon ada yang memfasilitasi dan terkadang anak-anak tersebut juga meminta pendapat mau pakai warna apa. jadi keberadaan setiap anggota di setiap meja juga sangat membantu.
5. pengelolaan sumber daya kelas : bagaimana guru membuat media pembelajaran dan apa kegunaannya dalam pembelajaran?
media pembelajaran yang kami buat yaitu berupa printan gambar bentuk dan warna juga gambar yang akan diwarnai.
kegunaan dari media ini tentu lebih memudahkan kami dalam menyampaikan mteri tersebut.
6. pemecahan masalah : apa yang bisa salah dalam pengajaran dan bagaimana cara mengatasinya?
BalasHapusdalam proses micro teaching ini kami juga membuat kesalahan. salah satunya , materi yang kami ajarkan ternyata mereka sudah pahami. dan kami mengatasinya dengan diselingi dengan menanyakan buah atau hewan apa yang warnnya seperti itu dan apa bahasa inggrisnya.
selain itu, anak-anak tersebut tidak semuanya terima jika gambar mereka tidak terpilih menjadi gambar yang terbaik. sementara reward yang kami berikan terbatas. jadi, kami harus pandai dalam menyampaikan kepada anak-anak itu bahwa semuanya gambarnya bagus namun ada yang paling bagus. sehinggan anak-anak itu tidak begitu kesal jika gambarnya tidak terpilih.
7. orkestrasi : bagaimana guru mengatur semua aspek yang berbeda dari pedagogi itu ?
mungkin, dalam mengatur semua aspek itu kami belum sepenuhnya berhasil. karena pada saat menyampaikan materi kami juga masih belum bisa membuat kelas sebegitu hidupnya tanpa bantuan guru yang disitu.
8. penggunaa TIK : bagaimana aplikasi TIK dalam pembelajaran yang memenuhi kriteria pedagogi :
pada proses micro teaching , kami tidak menggunakan aplikasi TIK apapun karena memang sarana di TK tersebut tidak mendukung.
Seperti yang telah dijelaskan di buku hal 120 mengenai fenomena kontemporer bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberi warna sendiri dalam proses pembelajaran.
BalasHapusDalam system pembelajaran yang makin interaktif, tugas utama guru tidak untuk memahami dan melaksanakan organisasi. Sebaliknya guru tampil dengan peran khusus untuk menciptakan jenis lingkungan yang kaya dalam organisasi yang produktif.
Tugas tambahan guru untuk mendorong, memfasilitasi dan merangsang munculnya proses berarti seorang guru tidak hanya menyampaikan bahan ajar saja namun juga mendorong para peserta didiknya agar terbuka akan hal-hal baru yang tentunya berpengaruh positif pada perkembangan pendidikan. Serta ketika peserta didik mulai tertarik akan hal-hal tersebut maka guru juga harus mampu memfasilitasi dan membantu meyakinkan peserta didik bahwa hal itu berkembang dalam arah yang menarik dan produktif bagi semua siswa.
Sama halnya dengan mata kuliah pedagogi yang sudah dijalani, bahwa kita belajar mengenai pedagogi namun juga tetap menggunakan dan memanfaatkan teknologi yang tersedia.
Jika dikaitkan dengan proses micro teaching, kami juga melakukan tugas tambahan seperti memfasilitasi anak-anak tersebut dengan menjawab pertanyaan mereka dan mendorong mereka agar tetap mau melanjutkan mewarnai dengan mengatakan bahwa gambar yang hasilnya baik akan mendapatkan hadiah.